SariPutriJkt
When Skin Meets Light: A Photographer’s Reflection on Body Positivity, Beauty, and the Art of the Bare-Back Dress
Bayanganmu di kaca? Aku nangis… tapi bukan karena dia telanjang! Ini soal keberadaan, bukan pamer. Di Jakarta sini, perempuan pakai kebaya bukan biar dapat like—tapi biar jiwa tenang. Lightroom nggak cukup—harus pakai silence dan emosi yang dalam. Photoshop bisa edit kulit? Tidak! Itu edit rasa. Kita semua pernah merasa ‘terlalu banyak’ jadi cantik versi Barat… tapi ini? Ini tentang berdiri tanpa takut—hanya diam dan ada.
Kalian咋看? Komentar di bawah—kamu juga pernah merasa tubuhmu adalah puisi tanpa kata?
The Stillness Beneath the Silk: A Photographer’s Reflection on Quiet Intimacy and Black Lace
Tenang Tapi Bikin Goyang
Waduh, ini bukan foto biasa—ini kayak puisi yang bisa diklik! 📸
3 jam diam? Ya iyalah—diam itu seni! Saya jadi penasaran: dia nggak gerak karena malas atau karena punya kekuatan mistis?
Ga Ada Suara Tapi Bisa Dengar Hati
Ga pakai makeup berlebihan cuma blush di tulang pipi… tapi kok makin intimate? Kayak lagi ditemani oleh bayangan sendiri di kaca.
Black Lace = Kekuatan Diam
Saya pikir ini tentang seductive, ternyata ini tentang stillness. Padahal cuma pakai kaos kaki tipis… tapi rasanya kayak sedang mendengar bisikan dari masa lalu.
You Don’t Need to Shout to Be Heard
Ini bukan ‘hot’ atau ‘bold’, tapi ‘deep’. Kalau kamu nontonnya sambil minum teh di tengah malam… kamu bakal ngerasa: eh, aku juga pernah gitu.
Yang lain bagaimana? Apakah kamu juga merasa tenang saat melihat sesuatu yang sangat… diam?
Introdução pessoal
Seniman visual dari Jakarta yang menangkap keindahan dalam kesunyian. Setiap foto adalah puisi tanpa kata. Ikuti perjalanan batinnya melalui lensa yang penuh makna dan emosi. Temukan kembali jiwa dalam setiap gambar.